Awalnya, saya sempat bingung untuk menentukan destinasi pilihan untuk perjalanan kali ini. Dengan estimasi waktu sebulan ( yang biasanya memang visa turis dibatasi selama 30 hari ) saya cukup pusing dengan adanya beberapa pilihan. India, Nepal, dan Filipina sempat menjadi pilihan. Tetapi, ketika saya melihat smartphone ditangan yang kebetulan Made In China, langsung terbesit “mengapa tidak ke China saja?” Ada beberapa alasan mengapa saya memilih China untuk destinasi traveling saya kali ini.

1. China, negara yang kaya akan wisata.

Mau wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, lendir dan lain-lain, di China lengkap! Mirip seperti di Indonesia! Nggak akan kehabisan ide mau ngapain selama di Cina.

2. Biaya hidup standar.

Biaya hidup di China gak terlalu mahal. Sama lah seperti di Indonesia. Paling agak mahal dikit kalau di kota besar. Tau nggak yang mahal itu apa? Gengsi juragan. Saya disini makan pinggir jalan terus, karena ga ada restoran yang ditengah jalan.

3. Tiket Pesawat Murmer.

Kemaren dapat tiket bisa dibilang cukup murah meriah lah. Untuk destinasi sejauh China harga PP MultiCity 2,5 juta masih masuk akal.

4. Chinese Food Gak Ada Lawan!

Mau nyobain Authentic Chinese Food? Wajib ke China! Pake bumbunya beda kali ya. Saya cobain Kwetiaw di China (mereka nyebutnya bukan Kwetiaw tapi, mie biasa) rasanya lebih enak dibanding yang di Singkawang he he he.

5. Jaringan dan Info yang Mudah.

Info tentang China udah tersebar begitu banyak. Jaringan pertemanan dan Bed Sharing macam Couchsurfing atau AirBnB menjamur dimana-mana. Hostel yang cuma 30 ribu tapi kasurnya berjamur juga ada. Jadi mudah banget kan traveling kesini?

6. Adventurenya Kerasa.

Jadi satu-satunya orang yang gak bisa bahasa Cina di dalam kereta yang penuh obrolan menjadi tantangan sendiri buat saya selama ngobrol. Saya harus otak atik Google Translate! Bahkan sering diturunin bus ditempat yang plang jalannya huruf Mandarin doang! Amsyong.

7. Rindu akan Slow Travel.

Jujur, saya rindu akan slow travel. Travel dengan jangka waktu yang cukup panjang, dimana saya betul-betul mendapatkan cerita dan pengalaman dari perjalanan kali ini. Dimana saya gak perlu mikir untuk buru-buru pulang, padahal destinasi belum kelar. Maklum, semenjak nyambi kerja, traveling saat weekend menjadi pilihan. Dan slow travel kali ini ditempat yang emang harus dibawa slow, gak bisa buru-buru. Duh!

8. Banyak Teman di Indonesia yang Kuliah di China.

Percaya nggak percaya, saat iseng mencari Couchsurfer di beberapa kota di Cina, malah nemu teman yang sekarang lanjut kuliah di Cina. Kota Xian dan Kota Guilin biasa menjadi sarang bagi para pelajar Indonesia, dan kebetulan dua kota itu masuk kedalam rute perjalanan. Ya sudahlah, itung-itung sekalian jenguk teman jauh-jauh.

9. Winter.

Nah, ini sih emang dasar saya aja. Dulu zaman almarhum Bapak masih ada, saya pernah dibawa ke kantor Bapak saya. Kebetulan, bapak kerja di retail macam Lotte Mart gitu, dan saya nyobain masuk kedalam kulkas freshfood yang segeda kontainer. Suhu saat itu minus 10 derajat. Dan saat saya ke China, saya kembali merasakan suhu minus tersebut tanpa harus mencium bau kambing beku, dan tentunya bisa mainan salju!

Source : catatanbackpacker